Senin, 19 Desember 2011

REVIEW JURNAL 10 EKONOMI KOPERASI 10


 Nama Kelompok :
Airin Akte Savira / 20210444 (airin_04)
Dessy lestari / 21210848 (dessy.lestari)

Juni Erbina Saragih / 23210813 (junierbinasaragih)

Siti Amanah / 26210579 (siti_amanah10)

Yuli Chatrine Castro /28210741 (chaterinecastro)

Sumber :http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/hal_47GB_ok.pdf

 PENGKAJIAN TENTANG DAMPAK PROGRAM STIMULAN
DENGAN POLA BERGULIR MELALUI KOPERASI
DIBIDANG PETERNAKAN, PERIKANAN DAN PERKEBUNAN*)

Abstract
Penelitian ini bertujuan:
(1) mengidentifikasi dampak dari program stimulasi dengan teknik bergulir melalui kooperatif dalam hewan, perikanan dan sektor pertanian untuk peternak atau petani
kooperatif dan lokasi aspek dalam ekonomi, sosial dan budaya;

(2) mengevaluasi keefektifan rangsangan program melalui teknik bergulir untuk mencapai program yang tujuan utama

3) menyusun kebijakan dalam rangka pemberdayaan dengan teknik bergulir dalam koperasi di sektor hewan, perikanan dan pertanian;

(4) tingkat peningkatan pendapatan petani dan peternak dan kesejahteraan nelayan untuk mereka yang bekerja secara profesional dan mandiri termotivasi. Penelitian ini dilakukan di 23 provinsi dan 44 regences. Ini consisst data primer dan secunder. Metode ini menggunakan analisis deskriptif dan regresi simultan. Stimulasi program dengan teknik bergulir belum menunjukkan positif dampak di kedokteran hewan, perikanan, dan sektor pertanian. Dampak program ini rata-rata masih rendah dengan
elastisitas dari 1, bahkan beberapa yang negatif.

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka memacu kinerja dan kontribusi koperasi dan usaha kecil dan menengah
(KUKM) dalam perekonomian, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian serta
pemecahan masalah yang dihadapi oleh KUKM. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Koperasi dan UKM berusaha menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
kebijakan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UKM dengan mengembangkan
program yang bersifat stimulan dalam bentuk bantuan perkuatan sarana dan permodalan dengan pola bergulir. Penyelenggaraan program tersebut bertujuan untuk : (a) meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan,
(b) meningkatkan volume usaha koperasi,
(c) meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
(d) meningkatkan semangat berkoperasi,
(e) meningkatkan pendapatan anggota,
(f) membangkitkan etos kerja.
Model stimulasi dengan pola bergulir melalui koperasi peternakan, perikanan dan perkebunan (NAKINBUN) telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kementerian Koperasi dan UKM, antara lain melalui : (a) Koperasi dibidang peternakan, dengan pola bergulir untuk komoditas ternak sapi perah dan sapi potong, domba, itik dan ayam, (b) Koperasi dibidang perikanan dengan pola bergulir untuk sarana dalam bentuk alat tangkap ikan dan penginderaan jarak jauh, (c) Koperasi dibidang perkebunan dengan pola bergulir untuk budidaya dan agribisnis rami, pabrik kelapa sawit skala kecil, kopi, sabut kelapa dan gambir. Tahun 2003, program stimulan dengan pola bergulir telah diberikan kepada koperasi yang bergerak dibidang peternakan sebanyak 182 koperasi, perikanan sebanyak 47 koperasi dan perkebunan sebanyak 36 koperasi. Pengkajian dampak stimulasi dana bergulir dibatasi pada KUKM yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1) telah menerima bantuan, 2) telah mengelola bantuan tersebut, dan 3) telah mengahsilkan atau berproduksi. Untuk melihat efektivitas program dana bergulir, maka perlu dilakukan kajian evaluatif tentang dampak program secara terarah, sistematis dan konsisten. Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah dampak program stimulan dengan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya? (2) sejauh manakah tingkat efektivitas
program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan program? (3) bagaimanakah kebijakan dan model perkuatan pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun yang berbasis partisipasi anggota dan potensi lokal. Mengacu pada pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak program, melakukan analisa efektivitas dan efisiensi, serta menganalisa kebijakan dari program yang telah berjalan. Adapun rincian tujuan penelitian ini adalah : (1) melakukan identifikasi dampak program stimulan dengan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi dari aspek ekonomi, sosial dan budaya, (2) melakukan evaluasi terhadap efektivitas program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan utama program, (3) menyusun desain kebijakan yang tepat dalam rangka perkuatan dengan pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun, (4) meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan yang memiliki etos kerja profesional dan mandiri. Manfaat dari kegiatan ini adalah : (1) tersusunnya informasi keberhasilan dan kegagalan program dana bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun, (2) tersusunnya model-model perkuatan dana bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun yang berbasis partisipasi masyarakat dan potensi lokal, (3) tersusunnya desain kebijakan dan model kelembagaan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun yang efisien dan produktif yang terkait dengan usaha anggota.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1. Terminologi dan Definisi Operasional
Dana bergulir (revolving fund) sering diartikan sebagai dukungan dana yang proses
pemanfaatannya dibatasi berdasarkan kegunaan dan waktu dengan pola penggunaan
secara bergulir (pengalihan beruntun) dari penerima bantuan pertama kepada penerima
bantuan berikutnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program dana bergulir
adalah dukungan perkuatan modal yang diberikan oleh pemerintah/Kementerian
Koperasi dan UKM kepada masyarakat yang disalurkan melalui koperasi primer untuk
dimanfaatkan dengan pola bergulir.

Program bantuan perkuatan berupa dana bergulir diberikan pada tiga bidang usaha
yakni bidang NAKINBUN. Dibidang pertanian bantuannya berupa ; (1) pengembangan
budidaya dan agroindustri serat rami, (2) pengembangan usaha pengolahan kopi, dan
(3) pengembangan usaha pengolahan gambir. Dibidang peternakan berupa : (1)
pengembangan usaha penggemukkan sapi potong impor, (2) pengembangan sarana
usaha peternakan, (3) pengembangan usaha pembibitan sapi lokal, (4) pengembangan
usaha ternak domba/kambing, (5) pengembangan usaha budidaya dan pembibitan itik,
(6) pengembangan usaha persusuan, dan (7) pengembangan usaha persusuan.
Dibidang perikanan berupa : (1) pengembangan usaha penangkapan ikan dengan
fasilitas penginderaan jarak jauh dan (2) pengembangan usaha perikanan.
I
II. METODE
3.1. Lokasi dan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di 23 propinsi (Sumut, Sumbar, Riau, Lampung, Sumsel,
Bengkulu, Babel, Jambi, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Bali,
NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Sulut, Maluku) pada 44 kabupaten. Desain penelitian dimulai
dengan menentukan unit analisis atau sampel penelitian terdiri dari : (a) model ekonomi
sosial untuk unit penelitian koperasi, (b) model ekonomi sosial untuk unit penelitian
anggota koperasi.
3.2. Instrumen dan variabel penelitian
Model ekonomi sosial untuk unit koperasi sebagai berikut : (1) fungsi aset koperasi, ASK = f (JA, PS, KK), (2) fungsi jumlah tenaga kerja koperasi, JP = f (KPS, JA, N, B, LTK, PS), (3) fungsi jumlah jam kerja koperasi, LTK = f(JP, PAK, MAT, MBT, SPK), (4) fungsi biaya produksi, CPK = f (OMK, MAT, MBT), (5) fungsi pendapatan penjualan (omset) kopersi, OMK = f (LTK, ASK, CPK), (6) Persamaan pendapatan (laba/rugi) operasional koperasi, PTK = OMK – CPK.

Keterangan : ASK = aset koperasi, CPK = biaya produksi koperasi, JA = jumlah anggota koperasi, JP = jumlah pekerja koperasi, KK = kriteria koperasi (modal awal koperasi), LTK = jumlah jam kerja koperasi per hari, MAT = rata-rata tingkat pendidikan penurus koperasi, MBT = rata-rata lama bekerja pengurus koperasi, OMK = pmset koperasi, PAK = partisipasi anggota koperasi, PS = nilai nominal program stimulan, PTK = pendapatan total koperasi, SPK = sarana produksi koperasi (kualitas aset koperasi), N = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor peternakan, I = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perikanan, B = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perkebunan.

3.3. Populasi dan sampel

Metode pengambilan sampel dalam kajian ini adalah dengan teknik purposive sampling. Perhitungan sampel berdasarkan propinsi dimana dari 24 propinsi tersebut diambil masing-masing 2 kabupaten yang representatif sehingga didapatkan kabupatennya
3.4. Metode Analisis Deskriptif
Dalam analisis deskriptif, digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
kualitatif digunakan untuk menganalisis kebijakan program stimulan, bagaimana
mekanisme program stimulan sesuai dengan juklak dan juknis. Selanjutnya dilakukan
analisis apakah program stimulan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah
ditetapkan. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui dampak program
terhadap daerah/masyarakat di sekitar lokasi koperasi penerima program sesuai dengan
hasil data dari kuesioner. Dampak terhadap daerah/masyarakat sekitar diukur dengan
indikator-indikator munculnya usaha baru dan penyerapan tenaga kerja.
3.5 Metode Regresi Simultan
Metode regresi simultan digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel exogen
(exogenous variable) terhadap variable endogen (endogenous variable) dalam hubungan yang bersifat simultan (saling berkaitan). Variable exogen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh varibel lain yang terdapat dalam model sistem persamaan simultan, sedangkan variabel endogen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain yang terdapat di dalam model sistem persamaan simultan. Variabel exogen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kondisi awal dari stakeholders (koperasi dan anggota) serta bentuk dan jumlah bantuan yang diberikan. Untuk melakukan analisis dengan menggunakan persamaan regresi simultan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap estimasi dan tahap simulasi. Tahap estimasi digunakan untuk menduga nilai koefisien dari masing-masing variabel independen, sedangkan tahap simulasi digunakan untuk mengetahui dampak dari program stimulan terhadap keenam aspek tujuan program.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian tentang dampak program dana bergulir dilakukan di 23 propinsi pada 44 kabupaten di seluruh Indonesia dari total 30 propinsi yang menerima program. Kondisi perekonomian daerah yang mendapatkan program rata-rata adalah daerah yang struktur ekonominya bertumpu pada sektor pertanian, dimana sektor ini merupakan sektor utama yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), lapangan kerja dan perkembangan koperasi.

4.2. Analisa Dampak Program Dana Stimulan
A. Analisa Dampak untuk Unit Penelitian Koperasi

1. Persamaan ASK (Aset Koperasi)
ASK = 4.6851472 + 0.184866 JA + 0.737966 PS + 0.589085 KK
Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar 0.800180, artinya persamaan ASK memiliki tingkat ketepatan hasil estimasi sesuai model sebesar 80,02%. Rendahnya nilai elastisitas dampak jumlah anggota terhadap aset koperasi menunjukkan bahwa rata-rata tingkat simpanan anggota koperasi masih sangat rendah, sehingga pengaruhnya terhadap aset pun kecil. Dari koperasi yang diteliti, sebagian besar asetnya adalah berasal dari pengucuran dana stimulan. Sedangkan kontribusi modal awal koperasi terhadap aset juga masih relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pada saat pendirian koperasi, modal awal yang disetor anggota relatif kecil.

2. Persamaan OMK (Omset Koperasi)
OMK = 1.501374 + 1.501374 LTK + 0.031343 ASK + 0.810265 CPK
Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar 0.977275, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi 97.73%. Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa progresifitas kenaikan biaya produksi koperasi setelah mendapatkan program stimulan lebih tinggi dibandingkan progresifitas kenaikan omsetnya. Hal ini disebabkan karena produktivitas usaha koperasi yang didanai program stimulan belum maksimal karena umur produksi yang belum sampai pada titik optimal.

3. Persamaan CPK (Biaya Produksi Koperasi)
CPK = (1.825815) + 1.093764 OMK + 0.310514 MAT . 0.221591 MBT Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.980168, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 98,02%. Progresifitas peningkatan biaya produksi koperasi masih lebih tinggi dibandingkan dengan progresifitas peningkatan omset koperasi. Hal ini disebabkan karena rata-rata manajemen koperasi masih belum ditangani secara profesional dan umur usaha yang masih belum tahap optimal sehingga tidak menghasilkan pola produksi yang efektif dan efisien. Disamping itu efisiensi biaya produksi masih potensial untuk ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengalaman kerja pengurus koperasi. Hal ini disebabkan ratarata koperasi yang diteliti masih berusia sangat muda sehingga tingkat pengalaman kerja pengurus pun masih rendah. Disisi lain dalam penelitian ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengurus, maka biaya produksi semakin meningkat.

4.Persamaan LTK (Jumlah Jam Kerja Koperasi)
LTK = 1.682687 + 0.923436 JP + 0.129656 PAK + 0.348845 MAT 4.3. 0.018451 MBT – 0.291965 SPK Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.942499, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 94,25%. Dari penelitian ini ditemukan bahwa peningkatan jumlah jam kerja sebagian besar masih ditentukan oleh jumlah pekerja,
sementara jumlah jam kerja rata-rata per pekerja masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena koperasi adalah unit produksi yang bersifat padat karya, bukannya
padat modal. Sementara tingkat partisipasi anggota masih relatif kecil dampaknya terhadap peningkatan jumlah jam kerja. Hal ini disebabkan karena keterlibatan anggota koperasi lebih diarahkan kepada unit-unit usaha yang dikelola oleh anggota.

5.Persamaan JP (Jumlah Pekerja)
JP = (2.016274) + 0.664387 KPS + 0.162760 JA – 0.518682 LTK
+ 1.014212 N + 0.931257 B + 0.989898 PS Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.840729, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 84.07%. Perbandingan antara rata-rata jumlah pekerja koperasi dengan rata-rata jumlah anggota koperasi memiliki skala perbandingan 1 : 6. rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor  peternakan lebih banyak dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Namun rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perkebunan lebih sedikit dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor
perikanan.


6.Persamaan PTK (Pendapatan Total Koperasi)
PTK =OMK – CPK, artinya pendapatan operasional koperasi adalah hasil penjualan
total (omset) koperasi setelah dikurangi dengan total biaya produksi koperasi. Jika
persamaan fungsional biaya produksi koperasi disubstitusikan ke dalam persamaan pendapatan koperasi, maka dampak program stimulan terhadap pendapatan koperasi dapat diketahui secara tidak langsung melalui dampak program stimulan terhadap omset koperasi dan dampak program stimulan terhadap biaya produksi koperasi.

B. Analisa Dampak untuk Unit Penelitian Anggota Koperasi

1. Persamaan PAK (Pendapatan Anggota Koperasi) PAK = 0.892238 + 0.995618 EKA + 0.077243 LU + 0.068274 PS -0.068281 N. Elastisitas etos kerja sebesar 99,5618%. Artinya bila terjadi perubahan sebesar 1% terhadap etos kerja akan diikuti perubahan partisipasi anggota sebesar 0,9956 atau hampir 1%. Variabel lama usaha sebesar 0.077243 atau 7,7243 % menunjukkan bahwa semakin tua usia koperasi maka tingkat partisipasi anggota akan meningkat secara degresif sebesar 0,072%. Variabel program stimulan sebesar 0.068274 menunjukkan bahwa elastisitas partisipasi anggota koperasi terhadap program stimulan sebesar 6,8274%. Koefisien variabel N sebesar -0.068281 menunjukkan bahwa elastisitas partisipasi anggota koperasi terhadap usaha di sektor peternakan sebesar (0.068281%). Dari hasil evaluasi persamaan PAK didapatkan nilai .adjusted R-squared. sebesar 0.629385, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 62,94%.

2. Persamaan EKA (Etos Kerja Anggota)
EKA = 0.417580 + 0.051155 ICA + 0.510339 PAK + 0.064608 PDA . 0.063300 UA + 0.088526 JAK . 0.001290 N. Koefisien variabel ICA sebesar 0.051155 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota koperasi terhadap pendapatan anggota koperasi sebesar 5.1155% yang berarti bila terjadi perubahan pendapatan anggota sebesar 1% akan diikuti perubahan etos kerja sebesar 0.05%. Koefisien variabel pendapatan anggota koperasi sebesar 0.510339 menunjukkan mbahwa elastisitas etos kerja koperasi terhadap partisipasi anggota koperasi sebesar 51.0339%. Variabel pendidikan anggota sebesar 0.064608 menunjukkan bahwa ealstisitas etos kerja anggota terhadap tingkat pendidikan anggota sebesar 6.4608%. Variabel umur anggota sebesar -0.063300 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja terhadap umur anggota sebesar 6.33%. variabel jumlah anggota keluarga sebesar 0.088526 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota terhadap jumlah anggota keluarga sbesar 8.8526%. Variabel N sebesar 0.001290 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota terhadap usaha yang berada di sektor peternakan adalah 0.1290%. Dari hasil evaluasi persamaan EKA didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.625671, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 62,57%.

3. Persamaan LTA (Jumlah Jam Kerja Anggota)
LTA = (0.736039) + 0.734867 JP + 0.118550 PS + 0.068511 LU + 0.266881 EKA + 0.124286 KB – 0.038267 N. Koefisien jumlah pekerja sbesar 0.734867 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap jumlah pekerja sebesar 73.4867%, artinya bila terjadi perubahan jumlah pekerja sebesar 1% maka jumlah jam kerja anggota akan berubah secara positif sebesar 0.735%. Variabel program stimulan sebesar 0.11855 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap besarnya nilai bantuan sebesar 11.8550%. Variabel LU sebesar 0.068511 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja terhadap lama usaha yang dikelola anggota sbesar
6.8511%. Variabel EKA sebesar 0.266881 menunjukkan elastisitas jumlah jam kerja
anggota terhadap etos kerja anggota sebesar 26.688%. Variabel kondisi bantuan (KB) sebesar 0.124286 menunjukkan elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap kondisi
bantuan sebesar 12.4286%. Variabel N sebesar (0.038267 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap sektor usaha dibidang peternakan sebesar 3.8267.Dari hasil evaluasi model persamaan LTA didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.835696, artinya hasil estimasi persamaan LTA memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 83,57%.

4.Persamaan OMA (Omset Kerja)
OMA = 0.737394 + 0.935677 CPA + 0.143232 KB + 0.025412 PS + 0.043654
LTA + 0.015548 KA. Koefisien CPA (biaya produksi anggota) sebesar 0.935677 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap biaya produksi sebesar 93.567%. perubahan biaya produksi sebesar 1 % akan diikuti perubahan omset secara
positif sebesar 0.936%. Variabel KB sebesar 0.143232 menujukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap kondisi bantuan sebesar 14.3232%. variabel program stimulan sebesar 0.025412 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap besarnya nilai bantuan sebesar 2.5412%. Variabel LTA (jumlah jam kerja) sebesar 0.0043654 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap jumlah jam kerja anggota sebesar 4.3654%. Variabel KA sebesar 0.015547 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap kondisi alam sebesar 1.5548%. Perubahan kondisi alam sebesar 1% akan diikuti dengan perubahan omset secara positif sebesar 0.0156%. Dari hasil evaluasi model persamaan OMA didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.970471, artinya hasil estimasi persamaan OMA memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 97,05%.

5. Persamaan CPA (Biaya Produksi Anggota)
CPA = (1.323666) + 1.480177 OMA + 0.053782 JP . 0.045403 PDA . 0.036755 KB.
Koefisien variabel OMA sebesar 1.480177, menunjukkan bahwa perubahan omset sebesar 1% akan menyebabkan perubahan biaya produksi sebesar 1.48%. Variabel jumlah pekerja 0.053782 menunjukkan bahwa jumlah pekerja sebesar 1% akan membawa perubahan biaya produksi secara positif sebesar 0.0537%. Variabel PDA msebesar (0.045403) dapat diartikan bahwa elastisitas biaya produksi anggota terhadap tingkat pendidikan anggota sebesar . 4.5403%. Perubahan pendidikan anggota satu tingkat akan menyebabkan perubahan secara negatif sebesar 0.0454%. Variabel KB sebesar (0.036755) dapat diartikan bahwa elastisitas biaya produksi anggota terhadap kondisi bantuan sebesar -3.6755%. Dari hasil evaluasi model persamaan CPA didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.992040, artinya hasil estimasi persamaan CPA memiliki tingkat ketepatan estimasi model sebesar 99,20%.


6. Persamaan ICA (Pendapatan Anggota)
ICA = OMK . CPK (persamaan ICA adalah persamaan identitas jadi tidak ditampilkan dalam olah data).
Tabel 3. Nilai Elastisitas Pengkajian Tentang Dampak
Program Stimulan dengan Pola Bergulir terhadap Anggota Koperasi
No. Peubah Tingkat Elastisitas Peternakan Perkebunan
1.    Partisipasi anggota 0.0729 0.0683
2.    Jumlah Jam Kerja 0.1140 0.1185
3.    Omset 0.0244 0.2541
4.    Etos Kerja 0.0348 0.0348
5.    Biaya Produksi 0.0362 -0.0376
6.    Pendapatan Anggota -0.0128 -0.0122

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Rangkuman Penelitian
Dampak program rata-rata masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan angka elastisitas
yang < 1, bahkan ada yang negatif, yaitu :
􀂉 Dampak terhadap peningkatan volume usaha koperasi dibidang peternakan bernilai
signifikan, dengan angka elastisitas sebesar 1,487. Dibidang perikanan kurang signifikan, dengan angka elastisitas sebesar 0,738 dibidang perkebunan signifikan
dengan angka elastisitas 1,425. dalam hal ini dampak program dikatakan sebanding
apabila elastisitas sama dengan satu (e = 1).
􀂉 Dampak program terhadap pendapatan koperasi bersifat negatif, pemberian program
justru menyebabkan penurunan jumlah pendapatan, akibat progresivitas biaya
produksi lebih besar dibandingkan omset. Angka elastisitas sbesar -0,049 untuk
bidang peternakan, -0,024 untuk bidang perikanan dan -0,047 untuk bidang
perkebunan. Hal yang sama juga terjadi terhadap pendapatan anggota, untuk
bidang peternakan angka elastisitas sebesar -0,012 dan untuk bidang perkebunan
sebesar -0,012.
􀂉 Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja (jumlah pekerja) relatif tinggi dengan
elstisitas sebesar 1,994 untuk peternakan dan untuk bidang perkebunan sebesar -
0,012.
􀂉 Dampak program terhadap peningkatan etos kerja sangat rendah dengan angka
elastisitas sebesar 0,035 untuk bidang peternakan dan 0,038 untuk perkebunan.
􀂉 Dampak program terhadap peningkatan semangat berkoperasi masih sangat rendah
yang ditunjukkan dengan elastisitas 0,072 untuk bidang peternakan dan 0,068 untuk
perkebunan.
􀂉 Sedangkan dampak program terhadap peningkatan ekonomi pedesaan
yang ditunjukkan dengan indikator penyerapan tenaga kerja. Dalam aspek
ini angka elastisitas yang tinggi. Hal demikian berarti bahwa program
memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi pedesaan.

5.2. Kesimpulan
Program stimulan dengan pola bergulir belum menunjukkan dampak yang
positif dibidang peternakan, perikanan dan perkebunan. Dampak program rata-rata masih rendah dengan angka elastisitas kurang dari 1, bahkan ada yang negatif. Dampak Program yang relatif rendah diakibatkan oleh
(a) ketidaktepatan penentuan penerima bantuan,
(b) kualitas pasokan
bantuan dari pihak ketiga (pemasok), dan (
c) umur produksi bantuan belum
memasuki fase optimum karena kurang dari 2 tahun.

Sedangkan usia produksi untuk beberapa program belum memasuki masa perguliran
(diantaranya sapi, pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan susu, kapal ikan dan pabrik es). q Pengalokasian dana stimulan untuk koperasi yang bergerak di sektor perkebunan dan peternakan rata-rata dampaknya lebih signifikan bila dibandingkan dengan dampak dana stimulan yang diberikan pada koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Secara keseluruhan dari kelima aspek dampak yang diteliti dapat menunjukkan bahwa jika dana stimulan disalurkan kepada koperasi, maka dampaknya yang ditimbulkan akan
lebih besar dibanding disalurkan kepada anggota.

5.3. Saran
·         Penentuan penerima bantuan harus benar-benar memperhitungkan kesiapan pengelolaan penjiwaan terhadap kopersi serta kecocokan dengan kondisi alam agar pelaksanaannya menjadi lebih baik. Penentuan pihak ketiga harus diseleksi secara ketat agar dana stimulan yang diterima koperasi/anggota terjamin kualitasnya.
·         Pembinaan terhadap usaha yang didanai program stimulan harus terus ditingkatkan karena baik kopersi maupun anggota masih memiliki berbagai kelemahan baik pada aspek teknis maupun manajemen.
·         Karena sifatnya sebagai modal penyertaan maka pengawasan dinaskoperasi terhadap program stimulan harus ditingkatkan termasuk dalampelaksanaan perguliran. Diperlukan komitmen dan kerjasama yang tinggi baik di tingkat koperasi, dinas koperasi maupun Kementerian Negara Koperasi dan UKM terhadap program.

DAFTAR PUSTAKA

Bahrin. 1996. Etos Kerja, Penerapan Teknologi dan Karakteristik Sosial Ekonomi
Rumah Tangga (Kasus Tiga Desa Tertinggal di Kabupaten Bengkulu Selatan).
Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Center, L.W. 1997. Enviromental Impact “Assement, Mc. Graw Hill Book Company, New York.
Gujarati. 2003. Econometrica. Mc. Graw Hill Book Company. Singapore.
Hedrojogi. 1997. Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. Raja Grafindo. Jakarta.
Intriligator, M.D. 1978. Econometric Models, Technique and Application. Prentice Hall
International. New Delhi.
Kasryono, F. 1984. Dinamika Pembangunan Pedesaan. Gramedia. Jakarta.
Kautsoyiannis, A. 1978. Theory of Econometrics. Harper and Row Publisher Inc. New York.
Ngadimin. 1998. Motivasi dan Partisipasi Transmigran Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) di
Daerah Pemukiman Transmigrasi (Kasus Transmigrasi PIR Kelapa Sawit, Transmigrasi PIR
Karet dan Transmigrasi Umum di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau). Program
Pascasarjana, IPB Bogor.
Pindick and Rubenfield. 1981. Econometric Model and Economic Forecast. Mc. Graw Hill Book
Company. Singapore.
Reksohadiprojo, S. 1997. Manajemen Koperasi. BPFE. Yogyakarta.
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik : Untuk Organisasi Publik dan Non Profit.
Grasindo. Jakarta.
Sawit, M Husen and Dennis T. O’Brien. 1991. Applying Agricultural Household Theory to The
Analysis of Income and Employment : A Preliminary Study for Rural Jawa. Department of
Economics, University of Wollongong, Wollongong.
Sayogyo. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Obor dan IPB. Bogor.
Singh, I. L., Squire dan J. Strauss. 1986. Agricultural Household Models : Extension, Application
and Policy. The John Hopkins University Press. Baltimore.
Swasono, S. E. 1985. Koperasi Didalam Orde Baru “Ekonomi Indonesia”: Mencari Bentuk,
Posisis dan Realitas. Universitas Indonesia. Jakarta.

PENGKAJIAN TENTANG DAMPAK PROGRAM STIMULAN
DENGAN POLA BERGULIR MELALUI KOPERASI
DIBIDANG PETERNAKAN, PERIKANAN DAN PERKEBUNAN*)

Abstract
Penelitian ini bertujuan:
(1) mengidentifikasi dampak dari program stimulasi dengan teknik bergulir melalui kooperatif dalam hewan, perikanan dan sektor pertanian untuk peternak atau petani
kooperatif dan lokasi aspek dalam ekonomi, sosial dan budaya;

(2) mengevaluasi keefektifan rangsangan program melalui teknik bergulir untuk mencapai program yang tujuan utama

3) menyusun kebijakan dalam rangka pemberdayaan dengan teknik bergulir dalam koperasi di sektor hewan, perikanan dan pertanian;

(4) tingkat peningkatan pendapatan petani dan peternak dan kesejahteraan nelayan untuk mereka yang bekerja secara profesional dan mandiri termotivasi. Penelitian ini dilakukan di 23 provinsi dan 44 regences. Ini consisst data primer dan secunder. Metode ini menggunakan analisis deskriptif dan regresi simultan. Stimulasi program dengan teknik bergulir belum menunjukkan positif dampak di kedokteran hewan, perikanan, dan sektor pertanian. Dampak program ini rata-rata masih rendah dengan
elastisitas dari 1, bahkan beberapa yang negatif.

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka memacu kinerja dan kontribusi koperasi dan usaha kecil dan menengah
(KUKM) dalam perekonomian, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian serta
pemecahan masalah yang dihadapi oleh KUKM. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Koperasi dan UKM berusaha menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
kebijakan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UKM dengan mengembangkan
program yang bersifat stimulan dalam bentuk bantuan perkuatan sarana dan permodalan dengan pola bergulir. Penyelenggaraan program tersebut bertujuan untuk : (a) meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan,
(b) meningkatkan volume usaha koperasi,
(c) meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
(d) meningkatkan semangat berkoperasi,
(e) meningkatkan pendapatan anggota,
(f) membangkitkan etos kerja.
Model stimulasi dengan pola bergulir melalui koperasi peternakan, perikanan dan perkebunan (NAKINBUN) telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kementerian Koperasi dan UKM, antara lain melalui : (a) Koperasi dibidang peternakan, dengan pola bergulir untuk komoditas ternak sapi perah dan sapi potong, domba, itik dan ayam, (b) Koperasi dibidang perikanan dengan pola bergulir untuk sarana dalam bentuk alat tangkap ikan dan penginderaan jarak jauh, (c) Koperasi dibidang perkebunan dengan pola bergulir untuk budidaya dan agribisnis rami, pabrik kelapa sawit skala kecil, kopi, sabut kelapa dan gambir. Tahun 2003, program stimulan dengan pola bergulir telah diberikan kepada koperasi yang bergerak dibidang peternakan sebanyak 182 koperasi, perikanan sebanyak 47 koperasi dan perkebunan sebanyak 36 koperasi. Pengkajian dampak stimulasi dana bergulir dibatasi pada KUKM yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1) telah menerima bantuan, 2) telah mengelola bantuan tersebut, dan 3) telah mengahsilkan atau berproduksi. Untuk melihat efektivitas program dana bergulir, maka perlu dilakukan kajian evaluatif tentang dampak program secara terarah, sistematis dan konsisten. Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah dampak program stimulan dengan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya? (2) sejauh manakah tingkat efektivitas
program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan program? (3) bagaimanakah kebijakan dan model perkuatan pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun yang berbasis partisipasi anggota dan potensi lokal. Mengacu pada pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak program, melakukan analisa efektivitas dan efisiensi, serta menganalisa kebijakan dari program yang telah berjalan. Adapun rincian tujuan penelitian ini adalah : (1) melakukan identifikasi dampak program stimulan dengan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi dari aspek ekonomi, sosial dan budaya, (2) melakukan evaluasi terhadap efektivitas program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan utama program, (3) menyusun desain kebijakan yang tepat dalam rangka perkuatan dengan pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun, (4) meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan yang memiliki etos kerja profesional dan mandiri. Manfaat dari kegiatan ini adalah : (1) tersusunnya informasi keberhasilan dan kegagalan program dana bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun, (2) tersusunnya model-model perkuatan dana bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun yang berbasis partisipasi masyarakat dan potensi lokal, (3) tersusunnya desain kebijakan dan model kelembagaan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun yang efisien dan produktif yang terkait dengan usaha anggota.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1. Terminologi dan Definisi Operasional
Dana bergulir (revolving fund) sering diartikan sebagai dukungan dana yang proses
pemanfaatannya dibatasi berdasarkan kegunaan dan waktu dengan pola penggunaan
secara bergulir (pengalihan beruntun) dari penerima bantuan pertama kepada penerima
bantuan berikutnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program dana bergulir
adalah dukungan perkuatan modal yang diberikan oleh pemerintah/Kementerian
Koperasi dan UKM kepada masyarakat yang disalurkan melalui koperasi primer untuk
dimanfaatkan dengan pola bergulir.

Program bantuan perkuatan berupa dana bergulir diberikan pada tiga bidang usaha
yakni bidang NAKINBUN. Dibidang pertanian bantuannya berupa ; (1) pengembangan
budidaya dan agroindustri serat rami, (2) pengembangan usaha pengolahan kopi, dan
(3) pengembangan usaha pengolahan gambir. Dibidang peternakan berupa : (1)
pengembangan usaha penggemukkan sapi potong impor, (2) pengembangan sarana
usaha peternakan, (3) pengembangan usaha pembibitan sapi lokal, (4) pengembangan
usaha ternak domba/kambing, (5) pengembangan usaha budidaya dan pembibitan itik,
(6) pengembangan usaha persusuan, dan (7) pengembangan usaha persusuan.
Dibidang perikanan berupa : (1) pengembangan usaha penangkapan ikan dengan
fasilitas penginderaan jarak jauh dan (2) pengembangan usaha perikanan.
I
II. METODE
3.1. Lokasi dan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di 23 propinsi (Sumut, Sumbar, Riau, Lampung, Sumsel,
Bengkulu, Babel, Jambi, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Bali,
NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Sulut, Maluku) pada 44 kabupaten. Desain penelitian dimulai
dengan menentukan unit analisis atau sampel penelitian terdiri dari : (a) model ekonomi
sosial untuk unit penelitian koperasi, (b) model ekonomi sosial untuk unit penelitian
anggota koperasi.
3.2. Instrumen dan variabel penelitian
Model ekonomi sosial untuk unit koperasi sebagai berikut : (1) fungsi aset koperasi, ASK = f (JA, PS, KK), (2) fungsi jumlah tenaga kerja koperasi, JP = f (KPS, JA, N, B, LTK, PS), (3) fungsi jumlah jam kerja koperasi, LTK = f(JP, PAK, MAT, MBT, SPK), (4) fungsi biaya produksi, CPK = f (OMK, MAT, MBT), (5) fungsi pendapatan penjualan (omset) kopersi, OMK = f (LTK, ASK, CPK), (6) Persamaan pendapatan (laba/rugi) operasional koperasi, PTK = OMK – CPK.

Keterangan : ASK = aset koperasi, CPK = biaya produksi koperasi, JA = jumlah anggota koperasi, JP = jumlah pekerja koperasi, KK = kriteria koperasi (modal awal koperasi), LTK = jumlah jam kerja koperasi per hari, MAT = rata-rata tingkat pendidikan penurus koperasi, MBT = rata-rata lama bekerja pengurus koperasi, OMK = pmset koperasi, PAK = partisipasi anggota koperasi, PS = nilai nominal program stimulan, PTK = pendapatan total koperasi, SPK = sarana produksi koperasi (kualitas aset koperasi), N = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor peternakan, I = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perikanan, B = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perkebunan.

3.3. Populasi dan sampel

Metode pengambilan sampel dalam kajian ini adalah dengan teknik purposive sampling. Perhitungan sampel berdasarkan propinsi dimana dari 24 propinsi tersebut diambil masing-masing 2 kabupaten yang representatif sehingga didapatkan kabupatennya
3.4. Metode Analisis Deskriptif
Dalam analisis deskriptif, digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
kualitatif digunakan untuk menganalisis kebijakan program stimulan, bagaimana
mekanisme program stimulan sesuai dengan juklak dan juknis. Selanjutnya dilakukan
analisis apakah program stimulan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah
ditetapkan. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui dampak program
terhadap daerah/masyarakat di sekitar lokasi koperasi penerima program sesuai dengan
hasil data dari kuesioner. Dampak terhadap daerah/masyarakat sekitar diukur dengan
indikator-indikator munculnya usaha baru dan penyerapan tenaga kerja.
3.5 Metode Regresi Simultan
Metode regresi simultan digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel exogen
(exogenous variable) terhadap variable endogen (endogenous variable) dalam hubungan yang bersifat simultan (saling berkaitan). Variable exogen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh varibel lain yang terdapat dalam model sistem persamaan simultan, sedangkan variabel endogen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain yang terdapat di dalam model sistem persamaan simultan. Variabel exogen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kondisi awal dari stakeholders (koperasi dan anggota) serta bentuk dan jumlah bantuan yang diberikan. Untuk melakukan analisis dengan menggunakan persamaan regresi simultan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap estimasi dan tahap simulasi. Tahap estimasi digunakan untuk menduga nilai koefisien dari masing-masing variabel independen, sedangkan tahap simulasi digunakan untuk mengetahui dampak dari program stimulan terhadap keenam aspek tujuan program.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian tentang dampak program dana bergulir dilakukan di 23 propinsi pada 44 kabupaten di seluruh Indonesia dari total 30 propinsi yang menerima program. Kondisi perekonomian daerah yang mendapatkan program rata-rata adalah daerah yang struktur ekonominya bertumpu pada sektor pertanian, dimana sektor ini merupakan sektor utama yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), lapangan kerja dan perkembangan koperasi.

4.2. Analisa Dampak Program Dana Stimulan
A. Analisa Dampak untuk Unit Penelitian Koperasi

1. Persamaan ASK (Aset Koperasi)
ASK = 4.6851472 + 0.184866 JA + 0.737966 PS + 0.589085 KK
Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar 0.800180, artinya persamaan ASK memiliki tingkat ketepatan hasil estimasi sesuai model sebesar 80,02%. Rendahnya nilai elastisitas dampak jumlah anggota terhadap aset koperasi menunjukkan bahwa rata-rata tingkat simpanan anggota koperasi masih sangat rendah, sehingga pengaruhnya terhadap aset pun kecil. Dari koperasi yang diteliti, sebagian besar asetnya adalah berasal dari pengucuran dana stimulan. Sedangkan kontribusi modal awal koperasi terhadap aset juga masih relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pada saat pendirian koperasi, modal awal yang disetor anggota relatif kecil.

2. Persamaan OMK (Omset Koperasi)
OMK = 1.501374 + 1.501374 LTK + 0.031343 ASK + 0.810265 CPK
Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar 0.977275, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi 97.73%. Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa progresifitas kenaikan biaya produksi koperasi setelah mendapatkan program stimulan lebih tinggi dibandingkan progresifitas kenaikan omsetnya. Hal ini disebabkan karena produktivitas usaha koperasi yang didanai program stimulan belum maksimal karena umur produksi yang belum sampai pada titik optimal.

3. Persamaan CPK (Biaya Produksi Koperasi)
CPK = (1.825815) + 1.093764 OMK + 0.310514 MAT . 0.221591 MBT Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.980168, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 98,02%. Progresifitas peningkatan biaya produksi koperasi masih lebih tinggi dibandingkan dengan progresifitas peningkatan omset koperasi. Hal ini disebabkan karena rata-rata manajemen koperasi masih belum ditangani secara profesional dan umur usaha yang masih belum tahap optimal sehingga tidak menghasilkan pola produksi yang efektif dan efisien. Disamping itu efisiensi biaya produksi masih potensial untuk ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengalaman kerja pengurus koperasi. Hal ini disebabkan ratarata koperasi yang diteliti masih berusia sangat muda sehingga tingkat pengalaman kerja pengurus pun masih rendah. Disisi lain dalam penelitian ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengurus, maka biaya produksi semakin meningkat.

4.Persamaan LTK (Jumlah Jam Kerja Koperasi)
LTK = 1.682687 + 0.923436 JP + 0.129656 PAK + 0.348845 MAT 4.3. 0.018451 MBT – 0.291965 SPK Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.942499, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 94,25%. Dari penelitian ini ditemukan bahwa peningkatan jumlah jam kerja sebagian besar masih ditentukan oleh jumlah pekerja,
sementara jumlah jam kerja rata-rata per pekerja masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena koperasi adalah unit produksi yang bersifat padat karya, bukannya
padat modal. Sementara tingkat partisipasi anggota masih relatif kecil dampaknya terhadap peningkatan jumlah jam kerja. Hal ini disebabkan karena keterlibatan anggota koperasi lebih diarahkan kepada unit-unit usaha yang dikelola oleh anggota.

5.Persamaan JP (Jumlah Pekerja)
JP = (2.016274) + 0.664387 KPS + 0.162760 JA – 0.518682 LTK
+ 1.014212 N + 0.931257 B + 0.989898 PS Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.840729, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 84.07%. Perbandingan antara rata-rata jumlah pekerja koperasi dengan rata-rata jumlah anggota koperasi memiliki skala perbandingan 1 : 6. rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor  peternakan lebih banyak dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Namun rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perkebunan lebih sedikit dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor
perikanan.


6.Persamaan PTK (Pendapatan Total Koperasi)
PTK =OMK – CPK, artinya pendapatan operasional koperasi adalah hasil penjualan
total (omset) koperasi setelah dikurangi dengan total biaya produksi koperasi. Jika
persamaan fungsional biaya produksi koperasi disubstitusikan ke dalam persamaan pendapatan koperasi, maka dampak program stimulan terhadap pendapatan koperasi dapat diketahui secara tidak langsung melalui dampak program stimulan terhadap omset koperasi dan dampak program stimulan terhadap biaya produksi koperasi.

B. Analisa Dampak untuk Unit Penelitian Anggota Koperasi

1. Persamaan PAK (Pendapatan Anggota Koperasi) PAK = 0.892238 + 0.995618 EKA + 0.077243 LU + 0.068274 PS -0.068281 N. Elastisitas etos kerja sebesar 99,5618%. Artinya bila terjadi perubahan sebesar 1% terhadap etos kerja akan diikuti perubahan partisipasi anggota sebesar 0,9956 atau hampir 1%. Variabel lama usaha sebesar 0.077243 atau 7,7243 % menunjukkan bahwa semakin tua usia koperasi maka tingkat partisipasi anggota akan meningkat secara degresif sebesar 0,072%. Variabel program stimulan sebesar 0.068274 menunjukkan bahwa elastisitas partisipasi anggota koperasi terhadap program stimulan sebesar 6,8274%. Koefisien variabel N sebesar -0.068281 menunjukkan bahwa elastisitas partisipasi anggota koperasi terhadap usaha di sektor peternakan sebesar (0.068281%). Dari hasil evaluasi persamaan PAK didapatkan nilai .adjusted R-squared. sebesar 0.629385, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 62,94%.

2. Persamaan EKA (Etos Kerja Anggota)
EKA = 0.417580 + 0.051155 ICA + 0.510339 PAK + 0.064608 PDA . 0.063300 UA + 0.088526 JAK . 0.001290 N. Koefisien variabel ICA sebesar 0.051155 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota koperasi terhadap pendapatan anggota koperasi sebesar 5.1155% yang berarti bila terjadi perubahan pendapatan anggota sebesar 1% akan diikuti perubahan etos kerja sebesar 0.05%. Koefisien variabel pendapatan anggota koperasi sebesar 0.510339 menunjukkan mbahwa elastisitas etos kerja koperasi terhadap partisipasi anggota koperasi sebesar 51.0339%. Variabel pendidikan anggota sebesar 0.064608 menunjukkan bahwa ealstisitas etos kerja anggota terhadap tingkat pendidikan anggota sebesar 6.4608%. Variabel umur anggota sebesar -0.063300 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja terhadap umur anggota sebesar 6.33%. variabel jumlah anggota keluarga sebesar 0.088526 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota terhadap jumlah anggota keluarga sbesar 8.8526%. Variabel N sebesar 0.001290 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota terhadap usaha yang berada di sektor peternakan adalah 0.1290%. Dari hasil evaluasi persamaan EKA didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.625671, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 62,57%.

3. Persamaan LTA (Jumlah Jam Kerja Anggota)
LTA = (0.736039) + 0.734867 JP + 0.118550 PS + 0.068511 LU + 0.266881 EKA + 0.124286 KB – 0.038267 N. Koefisien jumlah pekerja sbesar 0.734867 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap jumlah pekerja sebesar 73.4867%, artinya bila terjadi perubahan jumlah pekerja sebesar 1% maka jumlah jam kerja anggota akan berubah secara positif sebesar 0.735%. Variabel program stimulan sebesar 0.11855 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap besarnya nilai bantuan sebesar 11.8550%. Variabel LU sebesar 0.068511 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja terhadap lama usaha yang dikelola anggota sbesar
6.8511%. Variabel EKA sebesar 0.266881 menunjukkan elastisitas jumlah jam kerja
anggota terhadap etos kerja anggota sebesar 26.688%. Variabel kondisi bantuan (KB) sebesar 0.124286 menunjukkan elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap kondisi
bantuan sebesar 12.4286%. Variabel N sebesar (0.038267 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap sektor usaha dibidang peternakan sebesar 3.8267.Dari hasil evaluasi model persamaan LTA didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.835696, artinya hasil estimasi persamaan LTA memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 83,57%.

4.Persamaan OMA (Omset Kerja)
OMA = 0.737394 + 0.935677 CPA + 0.143232 KB + 0.025412 PS + 0.043654
LTA + 0.015548 KA. Koefisien CPA (biaya produksi anggota) sebesar 0.935677 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap biaya produksi sebesar 93.567%. perubahan biaya produksi sebesar 1 % akan diikuti perubahan omset secara
positif sebesar 0.936%. Variabel KB sebesar 0.143232 menujukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap kondisi bantuan sebesar 14.3232%. variabel program stimulan sebesar 0.025412 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap besarnya nilai bantuan sebesar 2.5412%. Variabel LTA (jumlah jam kerja) sebesar 0.0043654 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap jumlah jam kerja anggota sebesar 4.3654%. Variabel KA sebesar 0.015547 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap kondisi alam sebesar 1.5548%. Perubahan kondisi alam sebesar 1% akan diikuti dengan perubahan omset secara positif sebesar 0.0156%. Dari hasil evaluasi model persamaan OMA didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.970471, artinya hasil estimasi persamaan OMA memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 97,05%.

5. Persamaan CPA (Biaya Produksi Anggota)
CPA = (1.323666) + 1.480177 OMA + 0.053782 JP . 0.045403 PDA . 0.036755 KB.
Koefisien variabel OMA sebesar 1.480177, menunjukkan bahwa perubahan omset sebesar 1% akan menyebabkan perubahan biaya produksi sebesar 1.48%. Variabel jumlah pekerja 0.053782 menunjukkan bahwa jumlah pekerja sebesar 1% akan membawa perubahan biaya produksi secara positif sebesar 0.0537%. Variabel PDA msebesar (0.045403) dapat diartikan bahwa elastisitas biaya produksi anggota terhadap tingkat pendidikan anggota sebesar . 4.5403%. Perubahan pendidikan anggota satu tingkat akan menyebabkan perubahan secara negatif sebesar 0.0454%. Variabel KB sebesar (0.036755) dapat diartikan bahwa elastisitas biaya produksi anggota terhadap kondisi bantuan sebesar -3.6755%. Dari hasil evaluasi model persamaan CPA didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.992040, artinya hasil estimasi persamaan CPA memiliki tingkat ketepatan estimasi model sebesar 99,20%.


6. Persamaan ICA (Pendapatan Anggota)
ICA = OMK . CPK (persamaan ICA adalah persamaan identitas jadi tidak ditampilkan dalam olah data).
Tabel 3. Nilai Elastisitas Pengkajian Tentang Dampak
Program Stimulan dengan Pola Bergulir terhadap Anggota Koperasi
No. Peubah Tingkat Elastisitas Peternakan Perkebunan
1.    Partisipasi anggota 0.0729 0.0683
2.    Jumlah Jam Kerja 0.1140 0.1185
3.    Omset 0.0244 0.2541
4.    Etos Kerja 0.0348 0.0348
5.    Biaya Produksi 0.0362 -0.0376
6.    Pendapatan Anggota -0.0128 -0.0122

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Rangkuman Penelitian
Dampak program rata-rata masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan angka elastisitas
yang < 1, bahkan ada yang negatif, yaitu :
􀂉 Dampak terhadap peningkatan volume usaha koperasi dibidang peternakan bernilai
signifikan, dengan angka elastisitas sebesar 1,487. Dibidang perikanan kurang signifikan, dengan angka elastisitas sebesar 0,738 dibidang perkebunan signifikan
dengan angka elastisitas 1,425. dalam hal ini dampak program dikatakan sebanding
apabila elastisitas sama dengan satu (e = 1).
􀂉 Dampak program terhadap pendapatan koperasi bersifat negatif, pemberian program
justru menyebabkan penurunan jumlah pendapatan, akibat progresivitas biaya
produksi lebih besar dibandingkan omset. Angka elastisitas sbesar -0,049 untuk
bidang peternakan, -0,024 untuk bidang perikanan dan -0,047 untuk bidang
perkebunan. Hal yang sama juga terjadi terhadap pendapatan anggota, untuk
bidang peternakan angka elastisitas sebesar -0,012 dan untuk bidang perkebunan
sebesar -0,012.
􀂉 Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja (jumlah pekerja) relatif tinggi dengan
elstisitas sebesar 1,994 untuk peternakan dan untuk bidang perkebunan sebesar -
0,012.
􀂉 Dampak program terhadap peningkatan etos kerja sangat rendah dengan angka
elastisitas sebesar 0,035 untuk bidang peternakan dan 0,038 untuk perkebunan.
􀂉 Dampak program terhadap peningkatan semangat berkoperasi masih sangat rendah
yang ditunjukkan dengan elastisitas 0,072 untuk bidang peternakan dan 0,068 untuk
perkebunan.
􀂉 Sedangkan dampak program terhadap peningkatan ekonomi pedesaan
yang ditunjukkan dengan indikator penyerapan tenaga kerja. Dalam aspek
ini angka elastisitas yang tinggi. Hal demikian berarti bahwa program
memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi pedesaan.

5.2. Kesimpulan
Program stimulan dengan pola bergulir belum menunjukkan dampak yang
positif dibidang peternakan, perikanan dan perkebunan. Dampak program rata-rata masih rendah dengan angka elastisitas kurang dari 1, bahkan ada yang negatif. Dampak Program yang relatif rendah diakibatkan oleh
(a) ketidaktepatan penentuan penerima bantuan,
(b) kualitas pasokan
bantuan dari pihak ketiga (pemasok), dan (
c) umur produksi bantuan belum
memasuki fase optimum karena kurang dari 2 tahun.

Sedangkan usia produksi untuk beberapa program belum memasuki masa perguliran
(diantaranya sapi, pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan susu, kapal ikan dan pabrik es). q Pengalokasian dana stimulan untuk koperasi yang bergerak di sektor perkebunan dan peternakan rata-rata dampaknya lebih signifikan bila dibandingkan dengan dampak dana stimulan yang diberikan pada koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Secara keseluruhan dari kelima aspek dampak yang diteliti dapat menunjukkan bahwa jika dana stimulan disalurkan kepada koperasi, maka dampaknya yang ditimbulkan akan
lebih besar dibanding disalurkan kepada anggota.

5.3. Saran
·         Penentuan penerima bantuan harus benar-benar memperhitungkan kesiapan pengelolaan penjiwaan terhadap kopersi serta kecocokan dengan kondisi alam agar pelaksanaannya menjadi lebih baik. Penentuan pihak ketiga harus diseleksi secara ketat agar dana stimulan yang diterima koperasi/anggota terjamin kualitasnya.
·         Pembinaan terhadap usaha yang didanai program stimulan harus terus ditingkatkan karena baik kopersi maupun anggota masih memiliki berbagai kelemahan baik pada aspek teknis maupun manajemen.
·         Karena sifatnya sebagai modal penyertaan maka pengawasan dinaskoperasi terhadap program stimulan harus ditingkatkan termasuk dalampelaksanaan perguliran. Diperlukan komitmen dan kerjasama yang tinggi baik di tingkat koperasi, dinas koperasi maupun Kementerian Negara Koperasi dan UKM terhadap program.

DAFTAR PUSTAKA

Bahrin. 1996. Etos Kerja, Penerapan Teknologi dan Karakteristik Sosial Ekonomi
Rumah Tangga (Kasus Tiga Desa Tertinggal di Kabupaten Bengkulu Selatan).
Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Center, L.W. 1997. Enviromental Impact “Assement, Mc. Graw Hill Book Company, New York.
Gujarati. 2003. Econometrica. Mc. Graw Hill Book Company. Singapore.
Hedrojogi. 1997. Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. Raja Grafindo. Jakarta.
Intriligator, M.D. 1978. Econometric Models, Technique and Application. Prentice Hall
International. New Delhi.
Kasryono, F. 1984. Dinamika Pembangunan Pedesaan. Gramedia. Jakarta.
Kautsoyiannis, A. 1978. Theory of Econometrics. Harper and Row Publisher Inc. New York.
Ngadimin. 1998. Motivasi dan Partisipasi Transmigran Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) di
Daerah Pemukiman Transmigrasi (Kasus Transmigrasi PIR Kelapa Sawit, Transmigrasi PIR
Karet dan Transmigrasi Umum di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau). Program
Pascasarjana, IPB Bogor.
Pindick and Rubenfield. 1981. Econometric Model and Economic Forecast. Mc. Graw Hill Book
Company. Singapore.
Reksohadiprojo, S. 1997. Manajemen Koperasi. BPFE. Yogyakarta.
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik : Untuk Organisasi Publik dan Non Profit.
Grasindo. Jakarta.
Sawit, M Husen and Dennis T. O’Brien. 1991. Applying Agricultural Household Theory to The
Analysis of Income and Employment : A Preliminary Study for Rural Jawa. Department of
Economics, University of Wollongong, Wollongong.
Sayogyo. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Obor dan IPB. Bogor.
Singh, I. L., Squire dan J. Strauss. 1986. Agricultural Household Models : Extension, Application
and Policy. The John Hopkins University Press. Baltimore.
Swasono, S. E. 1985. Koperasi Didalam Orde Baru “Ekonomi Indonesia”: Mencari Bentuk,
Posisis dan Realitas. Universitas Indonesia. Jakarta.

VV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar